Sabtu, 09 April 2011

Suara adzan mulai terdengar di telingaku… Sementara aku masih sibuk mendengarkan pemateri itu, padahal ruangan yang aku tempati itu tepat di sebelah Masjid… Semua mata tak bergeming, juga tak tersadarkan oleh panggilan ad

zan itu…

Mata dan telinga ini telah terbius oleh kata-kata yang kami dengar dalam seminar itu…

Inilah kehebatan bius indahnya dunia yang bias membuat manusia hilang ingatan dan lupa akan tujuan mereka diciptakan… Apa mungkin ini wajar-wajar saja…??? Kerena seminar yang kami hadiri tentang peluang bisnis dan lowongan kerja yang bagus… Ah… Mungkin ini hanya perasaanku saja, gumamku dalam hati…



Namun hampir menjelang asar tiba semua orang diruangan ini tidak ada yang beranjak dari tempat duduknya, semua masih khusuk mendengar pemateri menerangkan cara kerja di bisnis itu, sesekali mereka tepuk tangan, tertawa, berteriak histeris dan berjingkrak-jingkrak… Aku mulai gelisah karena suara tarhim (pujian-pujian sebum masuk waktu sholat) aku dengar jelas di telingaku, dengan langkah teratur tapi berjalan mundur aku meninggalkan tempat itu namun aku ter kejut saat ada seseorang memanggilku “Mau keman Udin...?” teman yang mengajak aku datang ke seminar ini bertanya “aku mau sholat dulu nich…” jawabku, sambil berlalu meninggalkannya…

Sesampainya di Masjid aku ambil air wudu dulu, kusucikan muka, tangan, kepala dan kakiku karena aku ingin suci tubuhku saat aku menghadapNya…



“Allohu Akbar” aku memulai sholah dan mengahirinya dengan salam… Astagfirullah, selang beberapa menit aku membaca doa adzan Asar sudah dikumandangkan… Dan sholat Asar pun dimulai, selesai sholat aku duduk berdzikir sejenak… Tak lama kemudian aku mendengar seseorang penceramah mengucap salam dari atas mimbar itu, mungkin untuk mengisi kultum…



Subhanallah, aku terkejud tatkala penceramah tersebut mengucapkan “Kultum yang akan saya sampaikan pada kesempatan sore ini, tentang “Hubbud dunya”…” tegasnya lantang…

Besabda Rosululloh SAW: “Hubbud dunya ro’su kulli khoti’ah…” yang artinya, mencinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan… ujarnya dalam kultum itu… Aku dengarkan ceramah itu sampai selesai, namun tak semua bias aku rekam dalam benakku…

Seperti ini yang bias aku ingat: Cinta dunia adalah ujung dari segala bentuk perilaku menyimpang. Allah SWT berfirman, " ketahuilah, bahwa sesugguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-bangga dengan banyaknya harta dan ank, seperti hujan yang membuat para petani terkagum-kagum dengan tanaman-tanamannya,kemudai tanaman itu menjadai kering dan kamu lihat warnanya menguning lalu hancur. dan diakhirat kelak ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhoanNya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Al-Hadid[57];20)



Hal ini membuat beberapa orang shaleh dan bijak mendefinisikan kehidupan dalam beberapa gambaran :



a. Hidup adalah mimpi, layaknya bunga tidur

b. Nabi Nuh as. ketika mengecap hidup selama seribu tahun, orang - prang bertanya kepadanya , bagaimana Anda melihat hidup? Ia menjawab, " Hidup bagaikan rumah yang memiliki dua pintu, dimana aku masuk di satu pintu dan keluar lewat pintu yang lain.

c. Ketika orang sholeh dan bijak ditanya " Jelaskan kepada kami dunia itu!" Ia menjawab, "Dunia ibarat orang tua yang telah beruban dimana indera penerimanya dan penciumannya sudah tidak berfungsi dengan baik."

d. Dunia laksana pencuri bulukan dan ular berbintik-bintik.





Imam Ahmad berkata," Dunia ini memang ajaib. Ketika kita berada bersama anak-anak, tiba-tiba ia mampu memisahkan kita." Oleh karena itu, Al- Muntanabbi dalam syairnya menggungkapkan ,,,,



Dimanakah para penguasa yang berpengalaman

menimbun kekayaan, tapi tak ada yang abadi, kami maupun mereka

Dari semua menyesaki cakrawala dengan bala tentaranya

Hingga akhirnya ia dimakamkan dan diselubungi dengan dinding yang sempit



Konon katanya, sebelum khalifah Harun Ar-Rashid ajal datang menjemput,ia sempat mengatakan, " Siapkanlah satu pasukan untukku!" Tak lama kemudian, bawahannya menyiapkan pasukan dan para komandan. Kemudian ia keluar menemui pasukannya dan berujar, " Duhai Tuhan yang kerajaannya tak pernah hancur, rahmatilah orang-orang yang kerajaannya telah hancur." Dan selanjutnya, beliau meneruskan dengan memanjatkan doa,



" Ya ALLAH, sesungguhnya aku ini bukanlah orang yang baik, maka ampunilah diriku dan aku ini bukanlah orang yang kuat, maka berilah kemenangan. Ya Allah, terimalah diriku bersama hamba2 yang Engkau terima amal kebaikannya."



Lain halnya dengan khalifah Al-Wadid bin Abdul Malik,meronta -ronta diatas tanah sembari menangis pada saat sakaratul maut dan berkata " Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku" ( Al- Haqqah[69]: 28-29)



Cinta dunia adalah sikap hidup yang mampu memutuskan hubungan silahturahmi , orang-orang yang dicintai dan karib kerabat.

Cinta dunia adalah sikap yang menyebabkan manusia meninggalkan sholat jamaah, kajian ilmu dan mengingat ALLAH swt.

Cinta dunia adalah sikap yang mampu membuat hati menjadi keras dan menyia-yiakan waktu untuk maksiat. Dan jika tidak, maka dunia bagi anda hanya sebatas apa yang dimakan , lalu membusuk, apa yang anda sedekahkan, kemudian dibagikepada orang lain atau apa yang anda kenakan, lalu lenyap. Perlu diketahui seyakin-yakinnya, bahwa perkara terbaik yang anda persiapkan adalah amal sholeh. Kerna semua yang ada pasti akan musnah (mati), keculai bekal yang dipersiapkan oleh hamba untuk kehidupan akheratnya.



Begitulah ceramah kultum itu ku dengar, bergegas aku berdiri meninggalkan masjid itu… Ku lihat matahari mulai tergelincin ingin meninggalkan sore ini, senja indah sore ini melukiskan sejuta rasa dalam hati dan perasaanku… Burung berterbangan kesana kemari mencari jalan untuk pulang, mungkin sudah cukup baginya apa yang ia makan hari ini dan tak sedikitpun ia membawa makanan kesarangnya untuk hari esok…



Aku terdiam berfikir di ujung jalan itu, hatiku berbisik saat melihat burung-burung kecil itu “Begitu tawakal engkau pada Allah wahai burung kecil, aku tak bias seperti mu… Karena tak cukup bagiku beras berkarung-karung tumpuk digudang, padahal banyak orang yang kelaparan… Tak cukup bagiku uang jutaan kusimpan di bank, padahal banyak fakir miskin dan anak-anak yatim berjuang untuk hidup terlantar di jalanan… Tak cukup bagiku rumah yang megah bak istana ku bangun, namun berjuta orang-orang jompo dan janda-janda tua hidup di bawah kolong jembatan dan persimpangan jalan…” Air mata ini menetes tanpa kurasa…



Kulihat realita hidup yang sangat canggung kurasakan, berjuta anak-anak di Negri yang kaya-raya ini terlantar, tidak bias sekolah karena haknya dirampas oleh pejabad-pejabat pemerintah yang mementingkan perutnya sendiri… Langkahku gontai menelusuri trotoan itu, tak terasa aku sudah sampai disebuah gedung serbaguna itu… Dan aku mulai memasukinya, aku terkejud saat melihat semua orang di dalam gedung itu masih duduk asik melihat film-film orang sukses yang sedang di putar, namun hatiku berbalik dengan semua yang aku lihat dalam ruangan ini…



Aku teringat sebuah ucapan yang pernah disampaikan ayahku sewaktu beliau masih hidup (Allohumma firlahu) “Nak… Nak ketahuilah, sesungguhnya segala sesuatu yang baik itu harus dimulai dengan niat yang baik, cara yang baik dan proses yang benar, karena kamu tidak bias mencampur air susu dengan air selokan” Kata-kata itu sering aku ingat, walau begitu dari dulu aku tidak pernah mengerti maksud kata-kata itu, tapi mungkin hari ini aku telah menemukan jawabannya dan mulai mengerti… Serentak aku berdiri dan mengambil tasku kemudian aku pergi meninggalkan tempat itu... Dalam hitungan lankahku, aku berdoa “Ya Allah… Jadikan jalan yang aku pilih ini jalan yang terbaik untukku dan Engkau meridloinya… Berikanlah aku harta yang bias menambah keimanan dan ketaqwaanku pada-Mu dan menambah kecintaanku pada Rosul-Mu… Amin…”



Hari mulai gelap, mendung berarak menyelimuti sore ini pandanganku pun mulai gelap bertanda malam akan datang… Aku melangkah mengikuti arah pulang berharap hari ini lebih baik dari hari kemaren dengan beberapa ilmu dan pelajaran berharga yang ku peroleh hari ini… Wallohu ‘muwaffiq ila aqwamit thoriq… Amin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar